Ba.Ha.Gi.a




Empat penggalan kata itu kadang bisa menjadi sangat tidak teridentifikasi dengan baik bagi sebagian orang.

Ada yang bilang bahagia itu harus dicari.
Ada lagi yang berkata bahwa bahagia itu kita yang ciptakan sendiri.

Aku setuju dengan pendapat yang kedua, karena hanya diri kita sendiri yang tahu apa yang membuat kita bahagia.

Ada yang bahagia hanya karena melihat gerimis dari balik jendela.
Ada yang bahagia hanya karena mendapatkan panggilan dari orang terkasih.
Ada yang bahagia hanya karena berat badannya turun saat di timbangan.
Ada yang bahagia hanya karena bisa membeli buku yang sudah lama diidamkan.
Ada yang bahagia hanya karena mendapat mahar 40 M dari sang suami *eehhh

...tapi, ada juga yang masih belum dapat menciptakan bahagianya sendiri.
...masih mencari arti dari kebahagiaan.
...masih belum mengerti apa yang sebenarnya yang bisa membuat ia bahagia.

Ketahuilah kawan, bahwa ‘standar’ bahagia setiap orang itu berbeda.
Hal yang remeh bagi orang lain, bisa saja menjadi hal yang membahagiakan bagi orang lain.

Lalu, ada sebuah postingan seorang kawan dimedia sosialnya dengan caption ‘Jika kamu ngin bahagia, maka menikahlah’
Tidak salah, memang, mungkin baginya begitu.
Tapi kawan, bahagia tidak serumit itu.
Jika standar bahagiamu adalah dengan menikah, tentu tidak bisa disamakan dengan yang lain.
Ada banyak pasangan yang menikah namun tidak bahagia.
Dan, mereka yang belum menikah pun belum tentu tidak bahagia.
*now I know, why we can’t be friend again

Yang paling penting adalah kita harus bahagia, entah dengan cara yang bagaimana.
Kadang untuk bahagia kita perlu sedikit egois, tentunya dengan tidak menyakiti siapapun.

Am I happy now?
Of course, I am. Banyak-banyak bersyukur atas apa yang terjadi dalam hidup.
Belajar menerima segala yang terjadi, good and even worst.

So, what makes you happy?

Share:

0 Comments