Day 12 : Cita-citaku #30DaysBlogWriting




Kayaknya semua orang punya deh cita-cita yang gak kesampaian (*nyari temen). Saya juga begitu, punya banyak cita-cita yang tiap tahun terus bertambah tapi sayangnya jalan hidup menuntun ke hal lain.

Drummer.
Dari kecil kita diajarin ayah mainin alat musik, yang ada dirumah: piano, gitar, biola. Kakak tertua bisa main biola, dan pernah belajar gitar. Adik saya mahir sekali bermain piano, dan si bungsu bisa main gitar, dan saya? Hmmmm...main piano juga tau nya lagunya itu-itu aja, main gitar gak bisa, apalagi biola. Dari situ saya tertantang untuk mainin instrumen lain yang beda, yaitu drum. Kebetlan juga dulu waktu sekolah saya ikut Marching Band dan menjadi pemain Snaire, cikal bakal menuju seorang drummer. Sekitar 2007-2008 saya akhirnya mengikuti les drum di Solo, sayangnya gak selesai karena udah sok sibuk ngeband. Yoi, punya band dulu pas kuliah, dan saya sebagai drummernya. Kita punya lagu sendiri dan juga mimpi yang tinggi. Kemudian, ditahun 2009 saya mengalami kecelakaan motor dan membuat saya vakum bermain drum, hingga sekarang. Masih pengen ngedrum lagi gak? Pasti. Sekarang lagi nabung buat beli drum sendiri, biar bisa mainin dirumah.

Penyiar Radio.
Gak tau kenapa tapi dari dulu pengen banget jadi penyiar radio. Mungkin karena saya seneng dengerin penyiar ngomong kali ya, jadi seorang penyiar radio itu keren banget dimata saya. Ada satu radio yang slalu saya dengar saat SMA, acara mereka menarik, penyiarnya gak sok asik, dan lagu-lagu yang diputar pun selalu sesuai dengan playlist saya. Suatu hari direntang waktu antara setelah kelulusan SMA dan kuliah, radio ini mencari seorang penyiar baru, saya pun mengirimkan sampel suara dan sangat-sangat berharap bisa lolos, namun saat itu saya harus memilih, antara interview atau kuliah ke Solo. Long short story, gagal jadi penyiar, dan sampai sekarang masih pengen.

Pramugari.
Okey, ini sudah mulai masuk ke cita-cita khayalan, hahahahaha. Karena saya suka sekali jalan-jalan, terpikirkanlan cita-cita ini, jadi pramugari biar bisa jalan-jalan gratis ke kota-kota di tanah air, bahkan luar negri. Karena secara proporsional badan saya tidak oke, jadilah saya rajin berolahraga biar makin tinggi (walau gak nambah-nambah juga tingginya -.-).

Main Film, Nulis Skrip, dan Punya Film Sendiri.
Ayo mengkhayal lagi! Hahahahaha.
Saya suka akting, karena rasanya menyenangkan bisa menjadi ‘seseorang’ yang berbeda dari diri kita sendiri, karena itu dari jaman masih pake rok merah sampai abu-abu, saya senang kali ikut drama. Saat kuliah saya mencoba ikut UKM Teater, tapi karena satu dan lain hal saya memutuskan untuk keluar. Saya sangat suka menonton film, karena itu saya selalu mengkhayal bisa main film, atau menulis skripnya, atau bahkan saya yang menjadi sutradaranya. Makanya saya ikut milis (mailing list-sekarang kayaknya udah gak ada atau udah gak aktif lagi) festival short movie/festival film pendek yang terkenal itu, saya sempat mengirimkan sinopsis untuk dilombakam yang nantinya akan dibikin filmnya oleh sutradara (yang waktu itu sutradaranya adalah para artis film), kalau terpilih bisa ikut produksinya dan bisa lanjut ke film panjang. Sayangnya gak lolos, tapi saya masih ikut screaning film-film yang lolos ditahun itu.

Pameran Foto.
Bagi saya, sebuah gambar bisa menceritakan banyak hal. Sebuah gambar bisa menghentikan waktu. Sebuah gambar bisa menyimpan memori. Sebuah gambar bisa sangat-sangat berarti. Karena itu saya suka menangkap moment yang saya lihat dari sudut pandang saya. Saya sangat menyukai instagram karena saya bisa menyimpan memory-memory dalam hidup saya secara digital (walau sekarang untuk sementara off dulu). Oh, ini barangkali karena dari kecil saya terbiasa melihat ayah dengan kameranya, saya selalu melihat cara orang memotret dengan kamera itu adalah hal paling keren didunia ini, karena mereka bisa menangkap moment. Waktu kuliah, saya dan teman-teman sering hunting foto, dari jalanan hingga pabrik gula tua dengan cerobong asapnya yang tinggi. Pernah shubuh-shubuh keluar kos Cuma untuk mengambil gambar di jalanan yang sepi disekitar Mangkunegaran, motret persimpangan Slamet Riyadi dengan lampu merahnya, dan sengaja mencari-cari persawahan untuk menikmati sunset. I really missing that moment. Sekarang udah gak pernah diniatin untuk hunting foto lagi sih, tapi masih suka foto-foto, pakai handphone. Semoga alatnya bisa diupgrade, dan suatu hari bisa punya exhibiton sendiri, amiinnnn.

Last but not least, A Psycholog.
Sesuai dengan background pendidikan, tentu saja saya sangat ingin menjadi seorang psikolog. Tapi jalannya gak mudah, dan saya juga gak tau kapan keinginan untuk melanjutkan sekolah itu datang. Niat selalu ada, tapi kurang dibarengi dengan kemauan, jadinya selalu setengah hati untuk memulai. Tapi one day saya sangat ingin menjadi psikolog, agar bisa membantu orang lain untuk sharing. Karena pada hakikatnya manusia itu slalu ingin didengar, dan sangat sedikit yang bisa jadi pendengar yang baik.


Till next post!

Share:

0 Comments