Day 22 : Guru Favorite #30DaysBlogWriting






Semua orang bisa jadi guru, tapi gak semua orang bisa menjadi pendidik.
It's different.

Kali ini saya akan bercerita tentang guru sekaligus pendidik favorit yang sangat saya hormati, dan akan selalu saya ingat sepanjang hidup saya.

Bu Aan, Guru Bahasa Indonesia saat saya duduk dibangku SMP.
Menjadi seorang adik dari bintang sekolah itu berat, saudara-saudara. Kakak saya seorang Ketua Osis, Santri Terbaik, Juara Kelas, kesayangannya para guru. Berada disekolah yang sama dengannya jadi beban sendiri untuk saya, semua orang akan membandingkan kami, tak terkecuali para guru. Dimulai dari kelas, kakak saya berada dikelas unggulan, sementara saya dikelas biasa, dan perbandingan-perbandingan lainnya. Kesel? banget. Long short story, suatu ketika ada lomba Karya Tulis Ilmiah, ditunjuklah murid-murid yang kira-kira berpotensi dalam tulis-menulis, sayangnya tidak ada nama saya disana, kemudian Bu Aan yang juga guru Bahasa Indonesia kemudian mengajukan nama saya, saya ingat ada yang protes kenapa saya harus mengikuti lomba tersebut, beberapa malah ada yang mencibir dengan mengatakan bahwa saya bisa ikut karena kakak saya, wth!
Kemudian Bu Aan bilang, 'saya gurunya, saya yang tahu potensi murid saya, kalau Tia memang tidak kompeten, saya pasti tidak akan mengajukan namanya' rasanya senang sekali, ada yang menghargai saya sebagai diri sendiri tanpa bayang-bayang siapa pun, dan memahami kalau memang saya punya potensi disitu. Bu Aan berjasa besar dalam menyelamatkan kepercayaan diri saya. Dan, masih banyak cerita lain kenapa saya sangat mengagumi beliau.

Mum Helda, Guru Bahasa Inggris saat saya duduk dibangku SMA.
Mum Helda mengajari saya dikelas 2 SMA, saya suka cara beliau mengajar, karena benar-benar memperhatikan apakah muridnya benar-benar mengerti atau tidak. Waktu itu ada pertukaran pelajar ke Amerika selama satu bulan, kemudian dipilihlah beberapa murid perwakilan dari tiap-tiap kelas untuk kemudian diseleksi menjadi dua orang yang akan mewakili sekolah. Moment pemilihan wakil dari masing-masing kelas itu tidak dihadiri oleh mum, saya lupa persisnya kenapa, yang saya ingat waktu itu beliau sakit, sehingga yang memilih adalah guru bahasa Inggris yang lain, hanya dua orang dari tiap kelas, dan (lagi-lagi) tidak ada nama saya disana. Singkat cerita, mum Helda sedikit marah saat tahu bahwa saya tidak ditunjuk untuk mewakili kelas, beliau kemudian protes, saya pun masih ingat apa yang dikatakannya saat itu 'Saya guru mereka, saya yang paling tahu siapa yang paling pantas untuk ikut seleksi ini, saya yang tahu kapasitas murid saya, harusnya minta pendapat saya sebelum memutuskan'. Akhirnya saya lolos 5 besar, dan sampai wawancara, namun akhirnya yang berangkat tetap dua orang saja. I love you so much, mum. Lagi-lagi rasa percaya diri saya diselamatkan oleh orang yang memang tahu potensi yang saya miliki. Masih banyak moment menyenangkan bersama beliau, ini hanya salah satunya, sayang sudah lama lost contact, dan sama sekali gak tahu bagaimana kabar beliau saat ini.

Last, but not least. Bunda Hanum.
Bunda adalah bunda-nya anak-anak asrama putri, bundanya kami, bundanya kita. Bunda adalah pembina asrama saya. Oh iya, bunda juga guru BP waktu di SMP. Dulu kalau mau cabut pas pelajaran Biologi, alasannya suka bilang 'mau konsultasi ke Bunda' padahal mah emang malas aja masuk pelajarannya. Bunda itu disiplinnya luar biasa, bunda yang selalu care, bunda yang jadi tempat curhat, bunda yang walau sering marah-marah tapi gak bisa bikin kesel balik, bunda, I love you. I have a trust issue, susah banget percaya sama orang lain, tapi sama bunda rasanya apa yang ada dihati pengen diungkapin aja. Sama bunda, cerita tu bisa sampai ketawa ngakak, atau nangis bombay. Bunda menyelamatkan kekosongan dalam hati saya, bahkan sampai sekarang, walau intensitas bertemu sudah sangat-sangat jarang sekali. Terakhir ketemu bunda dua hari yang lalu.

Sangat merasa diberkahi bertemu dengan para pendidik seperti mereka.
Thank you, Bu.
Thank you, Mum.
Thank you, Bund.

I have a lot thank you to say...



Till next post!

Share:

0 Comments