Day 6 : Love Life part.1: Yang Terlewatkan #30DaysBlogWriting



Udah kelewat tiga hari sebenernya, tapi tetep usaha untuk nulis, jadi hari ini akan dirapel 3 posting untuk hari-hari yang kelewat kemarin.

Okey, kali ini mau cerita tentang love life part 'Yang Terlewatkan'.
Dalam hidup, pasti ada sesuatu atau seseorang yang kita lewatkan dengan berbagai macam alasan.
Dalam kisah saya, ada beberapa orang yang saya lewati, yang pertama, sebut saja namanya Gerhana. Gerhana ini dikenalkan oleh seorang teman, ia berada diluar kota, jadi perkenalan kita waktu itu hanya lewat handphone. I don't believe love on air, kita gak pernah ketemu, cuma sering ngobrol lewat handphone, kirim-kirim pesan, sesekali dia kirim hadiah, dan hal ini berjalan hingga 5 tahun lamanya. He said that he love me, nyaman katanya, cuma karena sering ngobrol. Saya juga nyaman ngobrol dengan dia, tapi gak sampai menimbulkan rasa, that I'm so sorry for. Baiknya dia adalah, he never force me, mau ditolak berapa kali juga dia tetap ada. That guy always beside me, dari mulai pacaran sama orang lain-putus-balikan-sampai putus lagi. Kenapa gak pernah ketemu? Sebenarnya sempat kita janjian buat ketemu, tapi gagal karena waktunya yang gak pas. Saya tau dia orang baik, tapi rasanya itu tidak cukup untuk membuat saya yakin, bahwa dia yang saya butuhkan.

Yang kedua, sebut saja namanya Bintang. Bintang ini kakak tingkat di sekolah dulu, tapi kita baru kenalnya setelah dia lulus, gak sengaja ketemu waktu ada acara, dan dia jadi panitianya. Dengan bintang hampir sama kejadiannya kayak Gerhana, tapi yang ini wujudnya ada, dan sering ketemu. Bahkan waktu itu lagi di rumah sakit mau ambil darah, dia bela-belain datang buat nemenin, karena dia tau saya takut dengan jarum suntik. Sama Bintang ini kebanyakan tarik-ulurnya, semua serba gak jelas. Dia baik, perhatian, dewasa, tapi...ya yang satu ini dilewati (sekali lagi). Sesekali (hingga hari ini) kita masih suka bertanya kabar, meski tidak seperti dulu.

Yang ketiga, mari kita namakan Mars. Dari semuanya, dengan Mars ini saya teramat sangat merasa bersalah. Cara saya menolaknya cukup tidak baik, dan pasti membuatnya sedikit sakit hati. Mars dan saya dikenalkan oleh seorang teman, yang ternyata dia masih berada di circle orang-orang terdekat saya, dan ia cukup tau dengan keluarga besar saya. Mars ini nyaris seperti pria yang saya inginkan, he love traveling, dewasa, teman ngobrol yang asik, suka bercanda, agamanya pun bagus, and he's melayu guy. Dari semuanya, melewatkan abang Mars ini yang paling sedih sebenarnya, tapi mau gimana, ada satu hal yang bikin, I can't with him. Jadinya nanti jadi bohongin perasaan, kasian anak orang. Then, I let him go...

Mereka baik banget. Orang-orang baik yang terlewatkan.
Nyesel gak? Gak lah, karena saya percaya akan ada sesuatu yang lebih baik lagi dengan merelakan mereka. Daripada dipaksakan, gak baik untuk hubungannya. Saya gak berani main-main dengan hidup orang. 

Rasa yang mereka beri terlalu besar untuk saya terima, sementara saya tidak bisa memberi dengan rasa yang sama, apalagi lebih.

Kenapa saya menceritakan mereka? 
Karena mereka layak saya ceritakan, orang-orang baik yang pernah ada dalam hidup saya walau tidak pernah benar-benar menetap.

Terima kasih untuk ceritanya...
Kalau baca semoga kalian bisa menebak, kalian yang mana ya...
Hahahahaha...


Till next post!


Share:

0 Comments