Angkot Punya Cerita

Salah Siapa?

Seperti biasa, angkot adalah pilihan utamaku untuk pulang menuju kos di daerah Kebayoran. Kali ini aku menaiki angkot dengan supir yang usianya berkisar 30an keatas. Aku penumpang pertama yang menaiki angkot biru itu, hingga lima menit berselang seorang wanita muda yang tengah hamil sekitar 7bulanan menaiki angkot yang sama denganku. Baru sebentar berjalan, angkot tiba-tiba berhenti mendadak, sepeda motor yang dikendarai oleh seorang wanita didepan kami membelokkan arah tanpa menghidupkan lampu sign, beruntung angkot sedang tidak dalam kecepatan tinggi, jadi si abang supir masih bisa menghentikan angkot dengan sempurna tanpa ada korban jiwa. Si mbak yang hamil tadi langsung memaki-maki pengendara motor tadi dari dalam angkot, mungkin karena si mbak nya kaget jadi dia meluapkan kemarahannya dengan memaki pengendara motor tadi.
“Jadi salah siapa mbak?” tanya sang supir pada wanita yang duduk disebelahnya.
“Ya yang naik motorlah bang, seenaknya aja belok gak liat-liat…blaa…blaa…blaa…” jelas si mbak panjang lebar. Aku masih diam.

Selang beberapa menit, si mbak tadi minta berhenti didepan Alfa sambil menyodorkan ongkos pada sang supir, namun angkot belum juga berhenti.
“Bang di Alfa bang, Alfa!” ucap si mbak itu lagi, kali ini dengan nada tinggi. Angkot pun berhenti tepat didepan Alfa seperti yang mbak itu minta. Tapiiiiii….
“Gimana sih, tadi kan saya bilang Alfa, ini jauh bener saya jalan ke Alfanya”
“Lha…ini kan Alfa mbak…” jawab supir tadi sambil menunjuk Alfa Mart ditempat ia menghentikan angkotnya.
“Itu lho…Alfa yang disana yang tulisannya segede gaban, gak ngeliat ya?” jawab si mbak itu lagi masih dengan nada tinggi, plus mata melotot, dan membanting pintu angkot, sambil menunjuk toko dengan tulisan segede gaban “Alfa Midi” diseberang jalan. Oalah…batinku, sambil geleng-geleng kepala.
“Jadi, salah siapa mbak?” tanya supir angkot tadi seraya melirikku dari spionnya yang aku jawab dengan senyum manis.

Share:

0 Comments