#11Project11Days Day 3, Tema 'Salah by Potret'
Simple Lie
“Okey beib, nice dream…” ucapku sambil mengakhiri pembicaraan lewat telephone dengan Cakka, pacarku. Entahlah…aku pun tak tahu pasti bagaimana status hubunganku dengan Cakka. Mungkin lebih tepatnya selingkuhan Cakka, bukan pacar resminya. Huuh…status yang paling tidak menyenangkan, tapi apalah dayaku?? Pesona Cakka sangat kuat, hingga tak mampu membuatku untuk berpikir jernih. Lebih memilih menjadi selingkuhannya dari pada hanya sekedar mantan pacar.
Yah…aku dan Cakka sempat berpacaran hampir 2 tahun saat kami masih kuliah dulu. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya takdir juga yang mempertemukanku dengan Cakka, kami bekerja diperusahaan yang sama, “Rainbow Advertising”. Guess what…??? Kami juga berada dalam divisi yang sama. Anggaplah ini kebetulan, tapi mungkinkah kebetulan terjadi berkali-kali, entahlah…
Suatu malam saat pulang dari meeting dengan seorang client di sebuah restaurant, Cakka membawaku ke suatu tempat yang letaknya tak jauh dari kantor, awalnya aku tak mengerti kenapa Cakka membawaku kesana, katanya sekedar refreshing sambil mengingat kenangan lama, dan aku (tentu saja) tak bisa menolaknya.
Sesampainya disana Cakka malah memintaku untuk menutup kedua mataku, dan dengan sigap ia menuntunku, entah kemana, pastinya untuk beberapa saat yang aku lihat hanya gelap, hingga akhirnya Cakka memintaku untuk membuka kedua mataku, dan…
“Surprise…” ucap Cakka setelah mataku terbuka. Kaget tentunya, Cakka membawaku ke sebuah bukit yang tak jauh dari kantor, ada banyak lilin disana yang membentuk satu nama…Adel, dan itu namaku.
“Happy birthday to you…happy birthday to you…happy birthday happy birthday…happy birthday to you…” bahkan aku tak ingat bahwa hari itu adalah ulang tahun ku. “Surprise banget” ucap ku, “thanks ya Ka, aku gak tau mesti ngomong apa ke kamu” sambung ku lagi.
“Aku gak punya kado yang special sebagai hadiah ulang tahun buat kamu, tapi kalo boleh aku mau minta kamu buat balik lagi ma aku…”
“……………………………….”
“Could you back to me……”
“……………………………….”
“To be mine…???” pinta Cakka sambil berlutut di hadapanku. Jauh di lubuk hati ku yang paling dalam sungguh aku sangat-sangat masih mencintai Cakka, tapi aku tak yakin apa keputusan yang aku buat ini akan baik untukku, sementara aku tau pasti Cakka sudah memiliki Amel, tunangannya.
“Aku tau kamu masih ragu karena Amel tunangan aku, iya kan ???” Tanya Cakka karena aku tak segera menjawab permintaannya. “antara aku dan Amel gak pernah ada cinta Del, aku Cuma sayang ma kamu, dan kamu bisa lihat itu dari mata aku, Cuma kamu Del yang bisa ngertiin aku” Cakka berusaha meyakinkan ku (lagi).
Entah setan apa yang merasuki ku saat itu hingga akhirnya aku menerimanya kembali, dengan konsekwensi aku hanya sebagai “selingkuhannya” meski Cakka slalu meyakinkan ku bahwa hanya aku yang ada di hatinya.
Dan sebagai seorang selingkuhannya, aku harus banyak mengalah untuk “kekasihnya”, seperti malam ini, harusnya aku dan Cakka dinner untuk keberhasilan kami dalam memenangkan pitching hari ini, tapi tiba-tiba Amel meminta Cakka untuk dinner bersama keluarganya di rumah dan tentunya Cakka tak mungkin menolak, itu artinya aku yang harus mengalah.
Aku menambah bedak di pipiku, memasang lipstik, dan mematut diri di cermin sebelum meraih clutch bag ungu ku, deerrrrtttt...deerrrtttt.... handphone CDMA ku bergetar ”Honey Bee” tertulis di sana.
”Ya honey...aku udah siap...” jawabku sambil melangkah keluar kamar apartement.
”aku tunggu di lobby ya bee...” jawab Uki, pacar ku.
0 Comments