Day 29 : Kenapa Belum Nikah? #30DaysBlogWriting



Ini selalu jadi komentar yang sering kali dilontarkan orang tiap kali bertemu saya.
'Udahlah jangan pilih-pilih'
'Rejeki tu nanti ada aja kalau udah nikah'
'Ingat umur udah berapa'
'Kalau ketuaan nanti susah punya anak lho'
'Nikah lah lagi, orang udah pada nikah semua'
'Kasian kali sih sendiri terus'
'Masa gak ada yang deketin gitu?'
'Serius gak punya pacar?'
'Tunggu apalagi sih?'
'Jangan ngejar karir aja, nanti gak ada cowok yang mau deketin'
...dan perkataan kejam lainnya.

Mereka yang ngomong begitu tahu apa sih tentang hidup saya?

Bagi saya, menikah itu sesuatu yang sangat-sangat sakral, sebuah keputusan untuk berani berkomitmen untuk hidup dengan orang yang sama seumur hidup, bersedia menerima segala kekurangan serta kelebihan masing-masing, mau menyingkirkan ego masing-masing, menjadi partner hidup yang akan membawa kita menjadi orang yang lebih baik lagi, dengan visi misi yang sama, yang sama-sama punya tujuan yang sama untuk menikah.

Untuk mendapatkan yang seperti itu tentulah butuh proses. I believe in God's planning.
Semua indah pada waktunya.
Jika hingga saat ini saya masih sendiri, itu karena saya yang memilih untuk itu.
Kalau memang belum menemukan yang tepat, apakah harus dipaksakan?
Bukankah jodoh pasti bertemu?

Memang, apa yang salah sih dari melajang hingga usia kepala 3 ini?

'Udah ketuaan, nanti susah punya anak'
Apakah tujuan menikah hanya untuk punya anak?
Bagaimana kalau ternyata gak bisa punya anak, trus mau pisah?

'Gak kerja juga gak apa-apa, kalau udah nikah nanti rejeki ada aja tu'
Trus setelah nikah mau tinggal dimana? Makan apa? Udah nikah tapi masih jadi beban orang tua?

Damn!

Saya baik-baik saja, happy menjalani hidup ini, bisa main kesana kemari, Alhamdulillah diberi kesehatan, bersyukur juga punya kerjaan, tidak merepotkan orang tua, gak menjadi beban siapa-siapa, I responsible my own self.

Bisakah melihat dari sisi ini?

Dan yang paling penting dari semuanya adalah, saya tidak pernah mengeluh, sedikitpun, dengan keadaan saya yang sendiri ini.

Saya tidak berharap orang lain mengerti, tapi seenggaknya tidak ikut campur ke dalam ranah pribadi saya rasanya sudah cukup, mereka terlalu mengkhawatirkan hidup saya yang baik-baik saja (sangat baik malah), padahal hidupnya belum tentu lebih baik dari saya.

Percayalah, bahwa kami yang belum menikah ini punya alasannya masing-masing.
Punya pertimbangan sendiri hingga memutuskan untuk tidak menikah hingga saat ini.

Jadi gituu.

Share:

0 Comments